Blogger Widgets Juni 2014 | informasi ter update

Pages

terupdate

Selasa, 17 Juni 2014

Cara menampilkan jumlah pengunjung blog di blog

Cara menampilkan jumlah pengunjung blog di blog kita



1. Masuk ke blog anda.
2. Klik Menu Opsi lain.

3. Klik Tata Letak.
4. Klik Add Gadget.
5. Klik HTML/Javascript.
6. Copy kode berikut :
<a href=”http://whos.amung.us/stats/cl4ibw7nzzry/”><img src=http://whos.amung.us/widget/cl4ibw7nzzry.png” width=”81″height=”29″border=”0″ title=”Click to see how many people are online”/> </a>

7. Pastekan ke kotak / kolom Konten

8. Klik Simpan
9. Lihat Blog anda, Hasil seperti gambar dibawah ini.
SELAMAT MENCOBA

Rabu, 11 Juni 2014

Cara Memperkuat Sinyal WIFI di Windows 7

Cara Memperkuat Sinyal WIFI di Windows 7

Selain dengan Modem, yang paling sering dipilih oleh para pengguna Internet adalah dengan menggunakan Jaringan Wireless atau biasa disebut dengan Hotspotan. Ya, memang hal ini sering dipilih karena selain kadang kala ada yang gratis, WIFI juga memiliki keunggulan lainnya. Bagi anda yang setia menggunakan sinyal wireless adapter (Wifi) sebagai sarana internet di notebook / HP / gadget lainnya,kadang-kadang sinyal penuh tapi koneksi masih terasa tersendat-sendat.
Namun anda tak perlu khawatir karena disini saya mempunyai trik untuk memperkuat sinyal WIFI. Meskipun secara 100% saya belum yakin apakah tips-tips di bawah ini bisa menembus konfigurasi router, namun setidaknya cara ini layak untuk dicoba. Baik inilah tips cara memperkuat sinyal WIFI

1.Buka properties Wifi agan. Caranya, buka Control Panel > Network and Internet > Network and Sharing Center. Kemudian klik Change Adapter Settings di bagian kiri. Kemudian, klik kanan di bagian wireless adapter agan dan buka Properties. Akan tampil jendela di bawah ini

2. Selanjutnya,  klik tombol configure dibawah nama wireless adapter anda dan pilih Tab Advanced
3. Lakukan beberapa perubahan konfigurasi seperti berikut :
* Roaming Agressiveness: meningkatkan seberapa besar “roaming” wireless untuk menjaga kualitas koneksi komputer ke AP (Access Point). Semakin besar (agresif) nilai roaming, laptop anda akan semakin agresif mencari AP dengan sinyal terkuat.
* Throughput Enhancement: ubah nilainya menjadi ENABLED (defaultnya sih DISABLED). Jika opsi ini anda aktifkan, adapter anda akan menggunakan mode packet burst yang bernama WMM (Wi-fi Multimedia Mode), yang amat sangat cocok jika anda mendownload paket-paket multimedia (audio dan video).
* Transmission Power: ubah nilai-nya menjadi HIGHEST.
4. Lalu Pindah ke tab Power Management.  Nonaktifkan pilihan Allow the computer to turn off this device to save power.

Nah selesai, coba deh dipraktekin.... Oh iya, anda juga dapat menggunakan software untuk menstabilkan sinyal WIFI anda,,, biar tambah mantap nantinya.  Jika anda mau anda bisa mendownloadnya di bawah ini 
Download Software ( Disini )

Sekian tips dari saya, silahkan dicoba dan tinggalkan komentarnya yaa. ^^

MEMBUAT BOOTABLE FLASHDISK TANPA SOFTWARE + PIC

TUTORIAL LENGKAP
MEMBUAT BOOTABLE FLASHDISK TANPA SOFTWARE + PIC
UNTUK WINDOWS 7 / 8 / 8.1
Bootable via Flashdisk termasuk bootable yang menurut saya cukup aman dan disarankan untuk menginstallasi Windows. kenapa demikian? menurut saya, Bootable via flashdisk itu mengurangi adanya file corrupt dari Installer windows itu sendiri seperti yang saya pernah alami. Saya pernah menginstall Windows menggunakan DVD. Pada saat itu DVD yang saya gunakan kondisinya sudah kurang baik, sudah banyak goresan-goresan kecil di DVD Installer tersebut. tetapi saya pun tetap memaksa untuk menginstallnya tapi akhirnya Bluescreen
Ada 2 Hal yang saya perhatikan jika saya mau menginstall menggunakan DVD Installer yaitu Melihat kondisi DVD Drive apakah masih baik dan masih lancar dalam membaca suatu piringan DVD atau CD? Dan yang kedua yaitu DVD Installernya apakah masih dalam kondisi yang baik?
Dari apa yang saya sudah tulis diatas, kenapa kita memilih bootable via flashdisk ? karena lebih mudah, dan mengurangi adanya file penting yang ada pada windows yang corrupt. tetapi dengan cara ini, anda harus milihat kondisi flashdisknya terlebih dahulu juga yah.
Kita langsung ke pokok pembahasan. 
Cara membuat bootable flashdisk tanpa software.
Cara ini adalah cara yang cukup mudah bagi saya. karena kita tidak perlu mendownload software dan kita hanya membutuhkan command prompt yang telah disediakan oleh windows.
Apa saja yang disediakan jika kita ingin membuat bootable windows di flashdisk?

  1. Installer Windows 7/8/8.1 yang telah anda download terlebih dahulu. (anda juga bisa mengambil installer dari DVD)
  2. Flashdisk yang kinerjanya masih Normal dan masih baik.
  3. Ketelitian
Langkah-langkah membuat bootable windows tanpa software.
Disini saya akan memberikan tutorial + screenshot. dan pada contoh ini, saya akan membuat bootable windows 8.1.

1. Masukan atau colokan Flashdisk yang akan dijadikan bootable windows. saya sarankan flashdisk kosong terlebih dahulu.
2. Bukalah CMD dengan cara CTRL+R dan ketikan cmd lalu tekan Enter.
3. Setelah anda membuka CMD, ketikan DISKPART Lalu tekan enter dan akan muncul kotak dialog DISKPART seperti ini.
4. ketikan LIST DISK lalu tekan enter
dalam LIST DISK anda akan melihat beberapa disk. disk itu menentukan harddisk dan media yang anda gunakan seperti flashdisk. dalam contoh diatas, flashdisk yang saya gunakan yaitu Disk 2.jika sudah memahami letak dimana flashdisk itu berada, lanjut ke langkah berikutnya.
5. Ketikan SELECT DISK 2 (kenapa Disk 2? karena dalam contoh yang saya gunakan, flashdisk saya terdapat dalam disk 2). jika flashdisk anda di disk 2, 3, dst, silahkan ganti pada SELECT DISK 2 menjadi SELECT DISK 3, 4 dst. lihat lah gambar dibawah ini.
6. Setelah itu, Ketikan CLEAN > enter


7. Ketikan CREATE PARTITION PRIMARY > enter

8. ketikan SELECT PARTITION 1 > enter
9. Ketikan ACTIVE > enter
10. Ketikan FORMAT FS=NTFS > enter
Tunggu hingga proses format selesai 100%
11. Ketikan ASSIGN > enter dan muncul tampilan seperti ini.
12. setelah tahap diatas selesai, ketikan EXIT untuk keluar dari diskpart.
13. Siapkan lah Installer Windows 7/8/8.1 yang akan kalian buat bootable nya. anda bisa mount installer berformat ISO yang telah anda download menggunakan software power ISO, Daemon, dan sebagainya atau anda bisa dari DVD installer yang sudah anda siapkan lalu copykan semua file dan folder yang terdapat pada file ISO atau DVD Installer tersebut (INGAT!! Jangan sampai ada yang tidak dicopy).
14. Setelah semua tahap selesai, Silahkan kalian Eject Flashdisk yang kalian gunakan sebagai sebagai bootable windows 7/8/8.1 Lalu colokan kembali. lihat, apakah icon Drive pada Flashdisk yang kalian gunakan sudah berubah menjadi Icon installer windows seperti ini?
Jika icon drive flashdisk sudah berubah, berarti anda berhasil membuat bootable via flashdisk. Untuk menginstall Windows via flashdisk, kalian hanya mengubah primary boot device pada BIOS Anda.
Terimakasih, semoga artikel ini membantu dan bermanfaat bagi anda semua.

hadis



9. Hadits Larangan Marah
LAA TAGHDHOB WALAKAL JANNATU (Jangan marah, maka bagimu surga)
10. Hadits Menutup Aurat
INNA NUHIINAA ANTURO ‘AUROOTUNAA (Sesungguhnya kita dilarang menampakkan aurat kita)
11. Hadits Tentang Tersenyum
TUBASSUMUKA FII WAJHI AKHIIKA SHODAQOTU (Senyum untuk saudara adalah shodaqah)
12. Hadits Surga Dibawah Telapak Kaki Ibu
ALJANNATU TAHTA AQDAAMIL UMMAHAAT (Surga itu terletak di bawah telapak kaki ibu)
13. Hadits Berkata Yang Baik
ALKALIMATUTH THOYYIBATU SHODAQOTUN (Kata yang baik adalah shodaqah)
14. Hadits Ridho Allah Ada Pada Ridho Orang Tua
RIDHOLLAAHI FII RIDHOL WAADAINI WA SUKHTHULLAAHI FII SUKHTHIL WAALIDAINI (Ridho Allah tergantung kerelaan kedua orang tua dan kemurkaan Allah tergantung pada kemarahan kedua orang tua)

agama islam



A.      MUSYAWARAH DALAM ISLAM
B.     Pentingnya Musyawarah Dalam Mengambil Setiap Keputusan
C.     Islam memandang musyawarah sebagai salah satu hal yang amat penting bagi kehidupan insani, bukan saja dalam kehidupan berbangsa dan bernegara melainkan dalam kehidupan berumah tangga dan lain-lainnya. Ini terbukti dari perhatian al-Qur’an dan Hadis yang memerintahkan atau menganjurkan umat pemeluknya supaya bermusyawarah dalam memecah berbagai persoalan yang mereka hadapi.
D.    Musyawarah itu di pandang penting, antara lain karena musyawarah merupakan salah satu alat yang mampu mempersekutukan sekelompok orang atau umat di samping sebagai salah satu sarana untuk menghimpun atau mencari pendapat yang lebih dan baik.
E.     Adapun bagaimana sistem permusyawaratan itu harus dilakukan, baik Al-Qur’an maupun Hadis tidak memberikan penjelasan secara tegas. Oleh karena itu soal sistem permusyawaratan diserahkan sepenuhnya kepada umat sesuai dengan cara yang mereka anggap baik.
F.      Para ulama berbeda pendapat mengenai obyek yang menjadi kajian dari permusyawaratan itu sendiri, adakah permusyawaratan itu hanya dalam soal-soal keduniawian dan tidak tentang masalah-masalah keagamaan? Sebagian dari mereka berpendapat bahwa musyawarah yang dianjurkan atau diperintahkan dalam islam itu khusus dalam masalah-masalah keduaniawian dan tidak untuk soal-soal keagamaan.
G.    Sementara sebagian yang lain berpendirian bahwa disamping masalah-masalah keduniawian, musyawarah juga dapat dilakukan dalam soal-soal keagamaan sejauh yang tidak jelaskan oleh wahyu (Al-Qur’an dan Hadis)
H.    Terlepas dari perbedaan pendapat di atas, yang jelas antara persoalan-persoalan duniawi dan agamawi tak dapat dipisahkan meskipun antara yang satu dengan yang lain memang dapat di bedakan. Dan suatu hal yang telah di sepakati bersama oleh para ulama ialah bahwa musyawarah tidak di benarkan untuk membahas masalah-masalah yang ketentuannya secara tegas dan jelas telah ditentukan oleh Al-Qur’an dan Sunnah.
I.       Ayat-ayat Tentang Musyawarah
J.       Surat Al-Baqarah ayat 233:
K.    Artinya: “Apabila keduanya (suami istri) ingin menyapih anak mereka (sebelum dua tahun) atas dasar kerelaan dan permusyawarahan antara mereka. Maka tidak ada dosa atas keduanya”. (QS. Al-Baqarah: 233)
L.     Ayat ini membicarakan bagaimana seharusnya hubungan suami istri saat mengambil keputusan yang berkaitan dengan rumah tangga dan anak-anak, seperti menceraikan anak dari menyusu ibunya. Didalam menceraikan anak dari menyusu ibunya kedua orang tua harus mengadakan musyawarah, menceraikan itu tidak boleh dilakukan tanpa ada musyawarah, seandainya salah dari keduanya tidak menyetujui, maka orang tua itu akan berdosa karena ini menyangkut dengan kemaslahan anak tersebut. Jadi pada ayat di atas, al-Qur’an memberi petunjuk agar setiap persoalan rumah tangga termasuk persoalan rumah tangga lainnya dimusyawarahkan antara suami istri.
M.   Surat Ali ‘Imran ayat 159:
N.    Artinya: “Maka disebabkan rahmat Allahlah, engkau bersikap lemah lembut terhadap mereka. Seandainya engkau bersikap kasar dan berhati keras. Niscaya mereka akan menjauhkan diri dari sekelilingmu. Kerena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan tertentu. Kemudian apabila engkau telah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”. (QS. Ali ‘Imran: 159)
O.    Dalam ayat ini disebutkan sebagai fa’fu anhum (maafkan mereka). Maaf secara harfiah, bearti “menghapus”. Memaafkan adalah menghapuskan bekas luka dihati akibat perilaku pihak lain yang tidak wajar. Ini perlu, karena tiada musyawarah tanpa pihak lain, sedangkan kecerahan pikiran hanya hadir bersamaan dengan sinarnya kekeruhan hati.
P.      Disisi lain, orang yang bermusyawarah harus menyiapkan mental untuk selalu memberi maaf. Karena mungkin saja ketika bermusyawarah terjadi perbedaan pendapat, atau keluar kalimat-kalimat yang menyinggung perasaan orang lain. Dan bila hal-hal itu masuk kedalam hati, akan mengeruh pikiran, bahkan boleh jadi akan mengubah musyawarah menjadi pertengkaran. Itulah kandungan pesan fa’fu anhum.
Q.    Asbabun-Nuzul dari ayat ini adalah pada waktu kaum muslimin mendapatkan kemenangan dalam perang Badar, banyak orang-orang musyrikin yang menjadi tawanan perang. Untuk menyelesaikan masalah itu Rasulullah SAW mengadakan musyawarah dengan Abu Bakar Shiddik dan Umar Bin Khattab. Rasulullah meminta pendapat Abu Bakar tentang tawanan perang tersebut. Abu Bakar memberikan pendapatnya, bahwa tawanan perang itu sebaiknya dikembalikan keluarganya dengan membayar tebusan. Hal mana sebagai bukti bahwa Islam itu lunak, apalagi kehadirannya baru saja.
R.     Kepada Umar Bin Khattab juga dimintai pendapatnya. Dia mengemukakan, bahwa tawanan perang itu dibunuh saja. Yang diperintahkan membunuh adalah keluarganya. Hal ini dimaksudkan agar dibelakang hari mereka tidak berani lagi menghina dan mencaci Islam. Sebab bagaimanapun Islam perlu memperlihatkan kekuatannya di mata mereka. Dari dua pendapat yang bertolak belakang ini Rasulullah SAW sangat kesulitan untuk mengambil kesimpulan.
S.      Akhirnya Allah SWT menurunkan ayat ini yang menegaskan agar Rasulullah SAW berbuat lemah lembut. Kalau berkeras hati mereka tidak akan menarik simpati sehingga mereka akan lari dari ajaran Islam. Alhasil ayat ini diturunkan sebagai dukungan atas pendapat Abu Bakar Shiddik.
T.      Di sisi lain memberi peringatan kepada Umar Bin Khattab. Apabila dalam permusyawahan pendapatnya tidak diterima hendaklah bertawakkallah kepada Allah SWT. Sebab Allah sangat mencintai orang-orang yang bertawakkal. Dengan turunnya ayat ini maka tawanan perang itupun dilepaskan sebagaimana saran Abu Bakar.
U.    Rasulullah juga bermusyawarah dengan para sahabatnya pada waktu menghadapi perang Badar dengan menawarkan idenya untuk menghadang kafilah Musyrikin Quraisy yang kembali dari Syam ide tersebut dan disepakati oleh para sahabat dengan kata-kata yang meyakinkan. Mereka berkata “Ya Rasulullah, sekiranya engkau mengajak kami berjalan menyebrangi lautan ini, tentu kami akan kami lakukan dan sekali-kali tidaklah kami akan bersikap seperti Kaum Musa yang berkata kepada Nabinya, pergilah engkau bersama Tuhanmu berperang, sedang kami akan tetap tinggal disini.
V.    Surat At-Thalaq ayat 6:
W.   Artinya: “Tempatkanlah mereka para istri dimana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan hati mereka. Dan mereka istri-istri yang sudah ditalak itu sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin, kemudian jika mereka menyusukan anak-anakmu untukmu maka berikanlah kepada mereka upahnya, dan bermusyawarahlah di antara kamu segala sesuatu dengan baik dan jika kamu menemui kesulitan, maka perempuan lain boleh menyusukan anak itu untuknya.” (QS. At-Thalaq: 6)
X.    Surat Al-Syura ayat 38:
Y.    Artinya: “Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.” (QS. Asy-Syura: 38)
Z.     A. Pengertian Musyawarah
Kata musyawarah pada dasarnya hanya digunakan untuk hal-hal yang baik, sejalan dengan makna dasarnya. Sedangkan menurut istilah fiqh adalah meminta pendapat orang lain atau umat mengenai suatu urusan. Kata musyawarah juga umum diartikan dengan perundingan atau tukar pikiran.

Perundingan itu jua disebut musyawarah, karena masing-masing orang yang berunding dimintai atau diharapkan mengeluarkan atau mengemukakan pendapatnya tentang suatu masalah yang di bicarakan dalam perundingan itu.

Musyawarah merupakan salah satu hal yang amat penting bagi kehidupan insani, bukan saja dalam kehidupan berbangsa dan bernegara melainkan dalam kehidupan berumah tangga dan lain-lainnya. Islam memandang penting peranan musyawarah bagi kehidupan umat manusia, antara lain dapat dilihat dari perhatian al-Qur’an dan Hadis yang memerintahkan atau menganjurkan umat pemeluknya supaya bermusyawarah dalam memecah berbagai persoalan yang mereka hadapi.

B. Ayat-ayat Tentang Musyawarah


AA.            
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الأمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ

2. Surat Ali ‘Imran ayat 159:

BB. 
Artinya: “Maka disebabkan rahmat Allahlah, engkau bersikap lemah lembut terhadap mereka. Seandainya engkau bersikap kasar dan berhati keras. Niscaya mereka akan menjauhkan diri dari sekelilingmu. Kerena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan tertentu. Kemudian apabila engkau telah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”. (QS. Ali ‘Imran: 159)

Dalam ayat ini disebutkan sebagai fa’fu anhum (maafkan mereka). Maaf secara harfiah, bearti “menghapus”. Memaafkan adalah menghapuskan bekas luka dihati akibat perilaku pihak lain yang tidak wajar. Ini perlu, karena tiada musyawarah tanpa pihak lain, sedangkan kecerahan pikiran hanya hadir bersamaan dengan sinarnya kekeruhan hati.

Disisi lain, orang yang bermusyawarah harus menyiapkan mental untuk selalu memberi maaf. Karena mungkin saja ketika bermusyawarah terjadi perbedaan pendapat, atau keluar kalimat-kalimat yang menyinggung perasaan orang lain. Dan bila hal-hal itu masuk kedalam hati, akan mengeruh pikiran, bahkan boleh jadi akan mengubah musyawarah menjadi pertengkaran. Itulah kandungan pesan fa’fu anhum.

Asbabun-Nuzul dari ayat ini adalah pada waktu kaum muslimin mendapatkan kemenangan dalam perang Badar, banyak orang-orang musyrikin yang menjadi tawanan perang. Untuk menyelesaikan masalah itu Rasulullah SAW mengadakan musyawarah dengan Abu Bakar Shiddik dan Umar Bin Khattab. Rasulullah meminta pendapat Abu Bakar tentang tawanan perang tersebut. Abu Bakar memberikan pendapatnya, bahwa tawanan perang itu sebaiknya dikembalikan keluarganya dengan membayar tebusan. Hal mana sebagai bukti bahwa Islam itu lunak, apalagi kehadirannya baru saja.

Kepada Umar Bin Khattab juga dimintai pendapatnya. Dia mengemukakan, bahwa tawanan perang itu dibunuh saja. Yang diperintahkan membunuh adalah keluarganya. Hal ini dimaksudkan agar dibelakang hari mereka tidak berani lagi menghina dan mencaci Islam. Sebab bagaimanapun Islam perlu memperlihatkan kekuatannya di mata mereka. Dari dua pendapat yang bertolak belakang ini Rasulullah SAW sangat kesulitan untuk mengambil kesimpulan.

Akhirnya Allah SWT menurunkan ayat ini yang menegaskan agar Rasulullah SAW berbuat lemah lembut. Kalau berkeras hati mereka tidak akan menarik simpati sehingga mereka akan lari dari ajaran Islam. Alhasil ayat ini diturunkan sebagai dukungan atas pendapat Abu Bakar Shiddik.

Di sisi lain memberi peringatan kepada Umar Bin Khattab. Apabila dalam permusyawahan pendapatnya tidak diterima hendaklah bertawakkallah kepada Allah SWT. Sebab Allah sangat mencintai orang-orang yang bertawakkal. Dengan turunnya ayat ini maka tawanan perang itupun dilepaskan sebagaimana saran Abu Bakar.

Rasulullah juga bermusyawarah dengan para sahabatnya pada waktu menghadapi perang Badar dengan menawarkan idenya untuk menghadang kafilah Musyrikin Quraisy yang kembali dari Syam ide tersebut dan disepakati oleh para sahabat dengan kata-kata yang meyakinkan. Mereka berkata “Ya Rasulullah, sekiranya engkau mengajak kami berjalan menyebrangi lautan ini, tentu kami akan kami lakukan dan sekali-kali tidaklah kami akan bersikap seperti Kaum Musa yang berkata kepada Nabinya, pergilah engkau bersama Tuhanmu berperang, sedang kami akan tetap tinggal disini.

Dalam masalah peperangan dan sebagainya yang tidak ada diturunkan nash tentang hal itu untuk mengeluarkan pendapat, memperbaiki diri dan mengangkat kekuasaan mereka.
CC.   
DD.            عن الحسن رضي الله عنه: قد علم الله أنه ما به إليهم حاجة, ولكنه أرد أن يستن به من بعده. وعن النبى صلى الله عليه وسل
EE.
Hadis yang diriwayatkan dari hasan semoga redha Allah darinya: Allah sungguh mengetahui apa yang mereka butuhkan dan tetapi yang ia inginkan enam puluh orang. Dan dari Nabi saw: (suatu kaum memadai dalam bernusyawarah tetang sesuatu kecuali mereka ditunjuki jalan yang lurus untuk urusan mereka).

Kami akan berkata Ya Rasulullah, “Pergilah dan kami akan menyertaimu, berada didepanmu, disisi kanan kirimu berjuang dan bertempur bersamamu.”

Hal itu mengingat, bahwa didalam musyawarah, silang pendapat selalu terbuka, apalagi jika orang-orang yang terlibat terdiri dari banyak orang. Oleh sebab itulah, Allah memerintah Nabi agar menetapkan peraturan itu, dan mempraktekkannya dengan cara yang baik. Nabi saw. , manakala bermusyawarah dengan para sahabatnya senantiasa bersikap tenang dan hati-hati. Beliau memperhatikan setiap pendapat, kemudian mentarjihkan suatu pendapat dengan pendapat lain yang lebih banyak maslahatnya dan faedahnya bagi kepentingan kamu Muslimin, dengan segala kemampuan yang ada.

Sebab, jamaah itu jauh kemungkinan dari kesalahan dibandingkan pendapat perseorangan dalam berbagai banyak kondisi. Bahaya yang timbul sebagai akibat dari penyerahan masalah umat terhadap pendapat perorangan, bagaimanapun kebenaran pendapat itu, akibatnya akan lebih berbahaya dibandingkan menyerahkan urusan mereka kepada pendapat umum.

Memang Nabi saw. selalu berpegang pada musyawarah selama hidupnya dalam menghadapi semua persoalan. Beliau selalu bermusyawarah dengan mayoritas kaum Muslimin, yang dalam hal ini beliau khususkan dengan kalangan ahlu ‘r-ru’yi dan kedudukan dalam menghadapi perkara-perkara yang apabila tersiar akan membahayakan umatnya.

Beliau juga melakukan musyawarah pada waktu pecah perang Badar, setelah diketahui bahwa orang-orang Quraisy telah keluar dari Mekkah untuk berperang. Nabi, pada waktu itu tidak menetapkan suatu keputusan sebelum kaum Muhajirin dan Anshar menjelaskan isi persetujuan mereka. Juga musyawarah yang pernah beliau lakukan sewaktu menghadapi perang Uhud.

Demikianlah, Nabi saw. selalu bermusyawarah dengan para sahabatnya dalam menghadapi masalah-masalah penting, selagi tidak ada wahyu mengenai hal itu. Sebab, jika ternyata jika Allah menurunkan wahyu, wajiblah Rasulullah melaksanakan perintah Allah yang terkandung dalam wahyu itu. Nabi saw. tidak mencanangkan kaidah-kaidah dalam bermusyawarah.

Karena bentuk musyawah itu berbeda-beda sesuai denga sikon masyarakat, serta sesuai dengan perkembangan zaman dan tempat. Sebab, seandainya Nabi mencanangkan kaidah-kaidah musyawarah, maka pasti hal itu akan diambil sebagai Dien oleh kaum Muslimin, dan mereka berupaya untuk mengamalkannya pada segala zaman dan tempat.

Oleh karena itulah, ketika Abi Bakar diangkat menjadi khalifah, para sahabat mengatakan bahwa Rasulullah saw. sendiri rela sahabat Abu Bakar menjadi pemimpin agama kami, yaitu tatkala beliau sakit beliau sakit dan memerintahkan Abu Bakar mengimani shalat. Lalu mengapa kita tidak rela padanya dalam urusan duniawi kita.


4. Surat Al-Syura ayat 38:
FF.                 وَالَّذِينَ اسْتَجَابُوا لِرَبِّهِمْ وَأَقَامُوا الصَّلاةَ وَأَمْرُهُمْ شُورَى بَيْنَهُمْ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ
GG.
Artinya: “Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.” (QS. Asy-Syura: 38)

Ayat ini turun sebagai pujian kepada kelompok Muslim Madinah (Anshar) yang bersedia membela Nabi Saw. Dan menyepakati hal tersebut melalui musyawarah yang mereka laksanakan dirumah Abu Ayyub Al-Anshari. Namun demikian, ayat ini juga berlaku umum, mencakup setiap kelompok yang melakukan musyawarah.

Kata ( أَمْرُهُمْ ) amruhum/ urusan mereka menunjukkan bahwa yang mereka musyawarahkan adalah hal-hal yang berkaitan dengan mereka serta yang berada dalam wewenang mereka. Karena itu masalah ibadah mahdhah/ murni yang sepenuhnya berada dalam wewenang Allah tidaklah termasuk hal-hal yang dapat dimusyawarahkan.

Di sisi lain, mereka yang tidak berwenang dalam urusan yang dimaksud, tidaklah perlu terlibat dalam musyawarah itu, kecuali jika di ajak oleh yang berwewenang, karena boleh jadi yang mereka musyawarahkan adalah persoalan rahasia antar mereka. Al-Maraghi mengatakan apabila mereka berkumpul mereka mengadakan musyawarah untuk memeranginya dan membersihkan sehingga tidak ada lagi peperangan dan sebagainya. Ibnu Katsir menjelaskan bahwa mereka bermusyawarah didalam mengambil suatu keputusan untuk mereka ikuti pendapat itu, contohnya dalam peperangan.

Al-Qur’an tidak mejelaskan bagaimana bentuk Syûrâ yang dianjurkannya. Ini untuk memberikan kesempatan kepada setiap masyarakat menyusun bentuk Syûrâ yang mereka inginkan sesuai dengan perkembangan dan ciri masyarakat masing-masing. Perlu diingat bahwa ayat ini pada periode dimana belum lagi terbentuk masyarakat Islam yang memiliki kekuasaan politik, atau dengan kata lain sebelum terbentuknya negara Madinah di bawah pimpinan Rasul SAW. Turunnya ayat yang menguraikan Syûrâ pada periode Mekkah, menunjukkan bahwa musyawarah adalah anjuran al-Qur’an dalam segala waktu dan berbagai persoalan yang belum ditemukan petunjuk Allah di dalamnya.


HH.
A. Pengertian Musyawarah

Kata
( شورى ) Syûrâ terambil dari kata ( شاورة- مشاورة- إستشاورة) menjadi ( شورى ) Syûrâ. Kata Syûrâ bermakna mengambi dan mengeluarkan pendapat yang terbaik dengan menghadapkan satu pendapat dengan pendapat yang lain.

Sedangkan menurut istilah fiqh adalah meminta pendapat orang lain atau umat mengenai suatu urusan. Kata musyawarah juga umum diartikan dengan perundingan atau tukar pikiran. Perundingan itu jua disebut musyawarah, karena masing-masing orang yang berunding dimintai atau diharapkan mengeluarkan atau mengemukakan pendapatnya tentang suatu masalah yang di bicarakan dalam perundingan itu.

1. Ayat-ayat Tentang Musyawarah

1. Surat Al-Baqarah ayat 233:
II.                        فَإِنْ أَرَادَا فِصَالا عَنْ تَرَاضٍ مِنْهُمَا وَتَشَاوُرٍ فَلا جُنَاحَ عَلَيْهِمَا
JJ.   
Artinya: “Apabila keduanya (suami istri) ingin menyapih anak mereka (sebelum dua tahun) atas dasar kerelaan dan permusyawarahan antara mereka. Maka tidak ada dosa atas keduanya”. (QS. Al-Baqarah: 233)

2. Surat Ali ‘Imran ayat 159:
KK.  
LL.                فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الأمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
MM.                      
Artinya: “Maka disebabkan rahmat Allahlah, engkau bersikap lemah lembut terhadap mereka. Seandainya engkau bersikap kasar dan berhati keras. Niscaya mereka akan menjauhkan diri dari sekelilingmu. Kerena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan tertentu. Kemudian apabila engkau telah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”. (QS. Ali ‘Imran: 159)

3. Surat At-Thalaq ayat 6:
NN.             
OO.            أَسْكِنُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ سَكَنْتُمْ مِنْ وُجْدِكُمْ وَلا تُضَارُّوهُنَّ لِتُضَيِّقُوا عَلَيْهِنَّ وَإِنْ كُنَّ أُولاتِ حَمْلٍ فَأَنْفِقُوا عَلَيْهِنَّ حَتَّى يَضَعْنَ حَمْلَهُنَّ فَإِنْ أَرْضَعْنَ لَكُمْ فَآتُوهُنَّ أُجُورَهُنَّ وَأْتَمِرُوا بَيْنَكُمْ بِمَعْرُوفٍ وَإِنْ تَعَاسَرْتُمْ فَسَتُرْضِعُ لَهُ أُخْرَ
PP.
Artinya: “Tempatkanlah mereka para istri dimana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan hati mereka. Dan mereka istri-istri yang sudah ditalak itu sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin, kemudian jika mereka menyusukan anak-anakmu untukmu maka berikanlah kepada mereka upahnya, dan bermusyawarahlah di antara kamu segala sesuatu dengan baik dan jika kamu menemui kesulitan, maka perempuan lain boleh menyusukan anak itu untuknya.” (QS. At-Thalaq: 6)

4. Surat Al-Syura ayat 38:
QQ.            وَالَّذِينَ اسْتَجَابُوا لِرَبِّهِمْ وَأَقَامُوا الصَّلاةَ وَأَمْرُهُمْ شُورَى بَيْنَهُمْ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ
RR. 
Artinya: “Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.” (QS. Asy-Syura: 38)


                1. PERINTAH MUSYAWARAH

            Bacalah ayat-ayat dibawah ini dengan tartil perhatikan tajwid dan kefasihanmu lakukan selama 5 - 10 menit sebelum memulai pelajaran agama islam.

  1. Surat Ali Imran 159 tentang perintah musyawarah.



Artinya : ”Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”

                        Ayat diatas menjelaskan bahwa dengan adanya rahmat Allah swt, Nabi Muhamad saw, berlaku lemah lembut, tidak bersikap dan berperilaku keras dan kasar. Selain itu dalam pergaulan beliau senantiasa memberi maaf terhadap orang yang berbuat salah serta memohonkan ampun kepada Allah terhadap kesalahan-kesalahan orang yang menyalahi beliau. Rasulullah juga senantiasa bermusyarawarah dengan para sahabatnya tentang hal-hal yang perlu dimusyawarahkan.Keluhuran budi Rasulullah inilah yang menarik simpati orang lain, tidak hanya kawan bahkan lawanpun menjadi tertarik sehingga mau masuk islam.
                       
Penekanan isi ayat ini adalah perintah musyawarah tidak hanya untuk nabi saja tetapi juga untuk semua orang.
Musyawarah berasal dari kata ”syawara” secara bahasa artinya adalah mengeluarkan madu dari sarang lebah. Sedangkan arti menurut istilah ialah : perundingan antar pribadi atau golongan mengenai suatu masalah atau beberapa masalah, dengan maksud untuk mengambil keputusan atau kesepakatan bersama.

Dalam bermusyawarah hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip berikut :
a.    Musyawarah dilandasi dengan hati yang bersih
b.    Bermusyawarah dalam hal-hal yang baik atau tidak mengarah kepada perbuatan dosa dan kejahatan.
c.    Bersikap dan berperilaku yang baik misalnya : saling menghargai dan menghormati, berkata yang sopan, tidak memaksakan kehendak dan lain-lain.
d.    Berlapang dada, bersedia memberi maaf dan meminta maaf apabila ada kesalahan.
e.    Terhadap hasil yang sudah disepakati kita laksanakan bersama dan kita pasrah atau bertawakkal kepada Allah swt.



A.   Surat Asy Syuura 38 tentang pentingnya musyawarah.


Artinya : ”Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.”

QS. Asy Syura 38 diatas menjelaskan sifat-sifat orang yang beriman yang akan memasuki surga Yaitu :
a.    Senantiasa melaksanakan perintah Allah swt, dan meninggalkan larangannya.
b.    Disiplin dalam mengerjakan sholat.
c.    Selalu bermusyawarah dalam hal-hal yang perlu dimusyawarahkan.
d.    Menafkahkan sebagian rizki yang telah dikaruniakan oleh Allah swt. Untuk hal-hal yang diridloiNya.

Musyawarah termasuk salah satu sifat orang yang beriman, hal ini perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari seorang muslim terutama dalam hal-hal yang memang perlu dimusyawarahkan, misalnya : Hal yang sangat penting, sesuatu yang ada hubungannya dengan orang banyak / masyarakat, pengambilan keputusan dan lain-lain.
Dalam kehidupan bermasyarakat musyawarah sangat penting  karena  :
a.    Permasalahan yang sulit menjadi mudah karena dipecahkan oleh orang banyak lebih-lebih kalau yang  membahas orang yang ahli.
b.    Akan terjadi kesepahaman dalam bertindak.
c.    Menghindari prasangka yang negatif, terutama masalah yang ada hubungannya dengan orang banyak
d.    Melatih diri menerima saran dan kritik dari orang lain
e.    Berlatih menghargai pendapat orang lain.